Selasa, 26 Januari 2010

SOSIALISASI GERAKAN “ SUMBAR GO PERTANIAN ORGANIK” Oleh Defri Rahman

SUMBAR GO PERTANIAN ORGANIK

A. Pengertian Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan sistem pertanian yang bertujuan untuk tetap menjaga keselarasan (harmoni) dengan sistem alami, dengan memanfaatkan dan mengembangkan semaksimal mungkin proses-proses alami dalam pengelolaan usaha tani.( Kasumbogo Untung, 1997)
Pertanian organik juga berarti bertani dengan cara menghormati dan menjaga keselarasan alam. Berbagai macam bahan masukan seperti pupuk pabrik, pestisida, herbisida dan bahan-bahan kimia lainnya tidak dibutuhkan. Pertanian ini, mengacu pada pertanian Tradisional yang pernah dilakukan oleh nenek moyang kita sebelum pabrik-pabrik kimia didirikan. Bahan- bahan yang digunakan serba alami seperti pupuk, pestisida, fungisida dan sebagainya yang diambil dari lingkungan alam sekitarnnya.
Sedangkan Departemen Pertanian Amerika Serikat pada tahun1980 mengeluarkan definisi tentang pertanian organik sebagai berikut:
Suatu sistem produksi yang menghindarkan atau sebagian besar tidak menggunakan pupuk sintetis, pestisida, hormon tumbuh, pakan ternak tanpa zat additive . Kelayakan yang maksimum dapat dicapai dengan menerapkan suatu sistem pertanian organik berdasar pada rotasi tanaman, residu tanaman, pupuk kandang, kacang-kacangan penutup tanah, pupuk hijau-an, limbah organik dari luar sistem, budidaya secara mekanis, batuan alam, dan aspek pengendalian hayati. Kesemua aspek ini bertujuan untuk mempertahankan produktivitas tanah, mensuplai unsur hara bagi tanaman, dan mengontrol hama, gulma dan hama lainnya. Konsep tersebut juga meliputi serangkaian observasi dimana tanah sebagai bagian dari sistem kehidupan harus diberi asupan dengan cara membiarkan berkembangnya mikro organisma penting dalam recycle hara bagi tanaman dan menghasilkan humus.

B. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik
Menurut IFOAM (FAO, 1998) tujuan, prinsip dari pertanian organik dan prosesnya berdasarkan sejumlah prinsip penting dan ide-ide, yaitu :
a. memproduksi makanan dengan gizi berkualitas tinggi
b. mengedepankan siklus biologis di dalam sistem pertanian, meliputi mikroorganisme, flora dan fauna tanah, ternak dan tanaman
c. menginteraksikan suatu kehidupan yang konstruktif dengan sistem dan siklus yang alami
d. memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang
e. memproduksi dan menggunkan air yang sehat dan menjaga air, sumber air dan kehidupannya
f. membantu konservasi tanah dan air
g. menggunakan sejauh mungkin, sumber daya lokal yang dapat diperbaharui yang dikelola dalam sistem pertanian
h. bekerja sejauh yang bisa dilakukan, dalam sistem tertutup yang menyediakan bahan organik dan unsur hara bagi tanaman
i. bekerja sejauh yang mungkin menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang yang berasal dari dalam maupun luar sistem pertanian
j. meminimalkan semua bentuk polutan yang dihasilkan dari kegiatan pertanian yang dilakukan
k. mempertahankan keragaman genetik di dalam sistem pertanian dan disekitarnya, termasuk melindungi tanaman dan habitat liarnya
l. memberikan kondisi lingkungan yang aman dan nyaman bagi pekerja
m. memperhatikan pengaruh sosial dan ekologis dari sistem yang diterapkan
n. menghasilkan produk non-pangan dari bahan-bahan yang dapat di daur ulang yang sepenuhnya dapat dihancurkan secara alami
o. memperkuat fungsi asosiasi pertanian organik
p. memajukan keseluruhan rantai pertanian yang bertanggung jawab secara sosial maupun ekologis

C. Keuntungan Pertanian Organik
Keuntungan yang diperoleh dari diterapkannya diversifikasi tanaman pada pertanian organik adalah :
a. meningkatkan jumlah dan komposisi tanaman yang dipanen
b. meningkatkan stabilitas panen
c. mengurangi serangan penyakit
d. mengurangi pemakaian pestisida
e. mengontrol gulma
f. mengurangi erosi tanah
g. recycle cadangan hara yang berada di tanah bagian dalam
h. transfer N dari spesies yang memfiksasi N

D. Potensi Pasar Pertanian Organik
Sekjen Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina) Ririen Prihandarini menjejer data penduduk dunia yang mulai menaruh perhatian pada produk-produk pangan organik. Masyarakat Cheska menghabiskan 15,9 juta dolar AS untuk membeli produk organik.
Sementara di Swiss, sekitar 10%-15% rumah tangga di sana membeli produk organik secara teratur. Swiss merupakan pembeli produk organik terbesar di dunia dengan menghabiskan 160 Swiss Franc atau sekitar Rp 1,2 juta per orang setiap tahunnya untuk produk-produk organik tertentu. Di Kanada, promosi ternyata dapat berpengaruh pada permintaan pangan organik di pasaran. Pertumbuhan permintaan pangan organik di pasar Kanada diprediksi mencapai 17,41% pada periode 2007-2011. Padahal, permintaan tahun sebelumnya hanya 3%-4%.
Media organik Inggris menulis bahwa di Asia penjualan produk organik meningkat 20% setiap tahunnya. Beijing melaporkan, penjualan sayuran organik di supermarket setempat meningkat tajam menjadi 88% dalam kurun waktu 12 bulan sejak November 2006. Uganda mencatat, 50 petaninya sebagai petani yang telah disertifikasi organik hingga menjadikan negeri itu sebagai produsen pertanian organik terbesar di Afrika. Sementara jumlah perusahaan eksportir produk organic di negeri tersebut meningkat dari lima perusahaan pada tahun 2001 menjadi 22 perusahaan di akhir 2005.
Hasil survey Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatera Barat bekerjasama dengan PT AFTA Agro Consultant mendapatkan banyak daerah-daerah yang cocok untuk pengembangan sistim pertanian yang ramah lingkungan ini. Lima daerah yang paling berpotensi adalah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok dan Kabupaten 50 Kota.
Diperta Sumbar juga telah menetapkan kawasan-kawasan pengembangan pertanian organik di daerah tersebut. Kawasan itu adalah : Kecamatan IV Angkek, Canduang, Banuhampu, IV Koto, Baso dan Kamang Magek di Kabupaten Agam; Kecamatan Gunuang Talang, Payuang Sakaki dan Kecamatan Lembah Gumanti di Kabupaten Solok; Kecamatan X Koto, Batipuh, Lintau Buo Utara dan Rambatan di Kabupaten Tanah Datar: Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Luhak, Payakumbuah dan Guguak di Kabupaten 50 Kota, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman; Kecamatan Padang Panjang Barat dan Padang Panjang Timur di Kota Padang Panjang; Kecamatan Payakukumbuh Barat dan Payakumbuah Timur di Kota Payakumbuh dan Kecamatan Pauh di Kota Padang.
E. Produk-Produk Pertanian Organik
Beberapa produk pertanian organik sudah “dikenal” dan yang sudah ada di pasar (DN & Export), antara lain : Tanaman pangan : padi organik;Tanaman perkebunan : teh organik, kopi organik;Tanaman hortikultura : berbagai sayuran organik, buah-buahan organik; Peternakan : daging dan telur ayam organik; Perikanan : hasil tambak organik (udang, ikan dll).

Daftar Pustaka

Kasumbogo Untung. 1997. Pertanian Organik Sebagai Alternatif Teknologi dalam Pembangunan Pertanian. Diskusi Panel Tentang Pertanian Organik. DPD HKTI Jawa Barat, Lembang 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar